Abstrak Buku Bumi



PERLAWANAN RAIB

Judul buku : Bumi
Pengarang : Tere Liye
Penerbit : PT Gramedia Pustaka
Halaman : 440, Tebal: 20 cm
ISBN : 978-602-03-0112-9

Alam semesta adalah misteri. Novel fantasi ini mengisahkan tentang sosok seorang anak perempuan berusia lima belas tahun bernama Raib. Pada suatu hari, Raib yang tidak mengetahui akan kekuatan yang berada pada dirinya didatangi oleh Tamus. Dia berusaha membawa Raib ke dunia lain, namun Raib tidak bersedia. Suasana memanas ketika Tamus dan Pasukannya datang ke Aula Sekolah untuk membawa pergi Raib bersamanya. Miss Selena membantu Raib melarikan diri ke dunia lain yang lebih aman bersama dua temannya, yaitu Ali dan Seli.
Raib bertemu dengan Ilo di Klan Bulan. Ilo menyarankan mereka untuk bermalam dan menggunakan kamar Ily, anak sulungnya. Setelah Ilo mengetahui dari mana mereka berasal, Ilo memutuskan untuk membawa mereka ke Av sang kakek penjaga perpustakaan. Dari Av terungkap bahwa dunia ini memiliki 4 Dunia Paralel yang saling berdampingan dan tidak pernah bertabrakan.
Raib akhirnya menyadari bahwa ada empat dunia yang berjalan pada saat yang bersamaan dalam dimensi yang berbeda. Ada Klan Bintang, Klan Matahari, Klan Bulan, dan Klan Bumi. Kemampuan Raib yang dapat menghilang menunjukan bahwa dirinya berasal dari Klan Bulan. Seli memiliki kemampuan mengeluarkan listrik menunjukan bahwa dia termasuk Klan Matahari. Sedangkan Ali termasuk Klan Bumi tempat berasalnya dunia mereka sebelumnya. Mereka merasa aman, Dunia Klan Bulan yang mereka tempati memiliki teknologi yang sangat maju dan ramah lingkungan.
Ketika mereka sudah menikmati nyamannya hidup di Klan Bulan untuk beberapa lama. Tamus dan pasukannya menyerang dan berhasil menguasai sebagian dunia Klan Bulan. Kota Tjshri tempat mereka tinggal selama di Klan Bulan berhasil juga dikuasai oleh Tamus. Hal ini membuat Raib, Ali, dan Seli keluar dari zona aman dan akhirnya merekapun melakukan perlawanan di dunia milik Klan Bulan. *// Asih Winarto.

Gerakan Membaca



SAFARI GERAKAN NASIONAL MEMBACA

Guna peningkatan kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Semarang, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang melalui Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang melakukan kegiatan Safari Gerakan Nasional Membaca di Kabupaten Semarang. Hadir dalam acara Anggota Komisi X DPR RI Yayuk Basuki, Asisten Ekonomi Pembangunan Anang Dwinata, Kepala Bidang Pengembangan dan Hubungan Antar Lembaga Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah Agus Riyanto, serta Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang Nelly Rahmawati.
Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dalam sambutan yang dibacakan oleh Kepala Pusat Jasa Perpustakan dan Informasi Titik Kismiyati berharap Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca di Kabupaten Semarang dapat mendorong masyarakat untuk mencintai budaya lokal, lebih dekat dengan buku, menjadikan perpustakaan sebagai sahabat terbaik sekaligus sebagai sumber belajar bagi masyarakat, serta berujung kepada meningkatnya kualitas sumber daya manusia.
Berdasarkan penilaian UNDP indeks pembangunan manusia Indonesia tahun 2014 berada pada peringkat 108 dari 187 negara.  Ini menunjukan bahwa bangsa Indonesia masih harus bekerja keras untuk mewujudkan masyarakat yang cerdas dan sejahtera. Mewujudkan manusia yang cerdas tidak cukup dengan belajar hingga mencapai jenjang pendidikan formal saja tetapi yang diharapkan adalah setiap individu memiliki kebiasaan membaca selalu belajar sepanjang hayat dan terus mendorong terwujudnya masyarakat pembelajar. Dengan membaca akan menambah ilmu pengetahuan, memperluas wawasan, menumbuhkan inspirasi, mendorong kreativitas, sekaligus wahana rekreasi hiburan yang edukatif.
Anggota Komisi X DPR RI Yayuk Basuki dalam paparannya menyampaikan bahwa prosentase minat baca Indonesia sebesar 0,01 persen mengutip data dari Unesco.  “Artinya setiap 1.000 anak bangsa hanya satu orang saja yang memiliki minat baca,” jelasnya saat menjadi pembicara pada Gerakan Nasional Gemar Membaca di Pendopo Rumah Dinas Bupati Semarang (Kamis, 28/4) di Ungaran.
Lebih lanjut, diakui pula bahwa anggaran yang disediakan Pemerintah untuk mengembangkan perpustakaan memang masih minim. Realitas yang demikian itu menyebabkan kondisi dan kualitas layanan perpustakaan secara nasional memprihatinkan. Di lain pihak era digital saat ini banyak yang memanfaatkan gawai untuk mendapat informasi dan pengetahuan, termasuk generasi muda. Kegemaran membaca buku semakin memudar. Mantan petenis nasional ini meminta agar segenap lapisan masyarakat mendukung gerakan nasional gembar membaca. “Jika kegemaran membaca jadi budaya, pemerintah pasti akan memberikan perhatian yang lebih pada pengembangan perpustakaan di tanah air,” katanya. *// Asih Winarto

Literasi Informasi




EMPOWERING EIGHT (E8)
MODEL LITERASI INFORMASI

Literasi informasi menjadi perhatian utama dunia pendidikan. Menurut American Library Association (ALA), literasi informasi merupakan salah satu komponen penting yang harus dimiliki setiap warga dan berkontribusi dalam mencapai pembelajaran seumur hidup. Kompetensi dalam literasi informasi bukan hanya sekedar pengetahuan di kelas formal, akan tetapi juga praktek langsung pada diri sendiri dalam lingkungan masyarakat. Pemahaman dan penerapan literasi informasi membutuhkan adanya suatu model. Keberadaan model memungkinkan untuk mengidentifikasi berbagai komponen serta menunjukkan hubungan antar komponen. Model dapat juga digunakan untuk menjelaskan apa yang di maksud dengan literasi informasi. Dari situ dapat memusatkan pada bagian tertentu ataupun keseluruhan model. Bruce, C. mengusulkan model literasi informasi dalam The seven faces of information literacy (1997) sebagaimana dikutip oleh Sulistyo_Basuki dalam Literasi Informasi dan Literasi Digital yang salah satunya adalah melalui model Empowering Eight (E8). Model E8 menggunakan pendekatan pemecahan masalah untuk resource-based learning. Menurut model literasi informasi E8 terdiri dari kemampuan untuk :
1.    Identifikasi topik/subyek, sasaran audiens, format yang relevan, dan jenis-jenis sumber
2.    Eksplorasi sumber dan informasi yang sesuai dengan topik
3.  Seleksi dan merekam informasi yang relevan, dan mengumpulkan kutipan-kutipan yang sesuai
4.  Organisasi, evaluasi dan menyusun informasi menurut susunan yang logis, membedakan antara fakta dan pendapat, serta menggunakan alat bantu visual untuk membandingkan dan mengkontraskan informasi
5. Penciptaan informasi dengan menggunakan kata-kata sendiri, edit, dan pembuatan daftar pustaka
6.    Presentasi, penyebaran atau display informasi yang dihasilkan
7.    Penilaian output, berdasarkan masukan dari orang lain
8.    Penerapan masukan, penilaian, pengalaman yang diperoleh untuk kegiatan yang akan datang dan penggunaan pengetahuan baru yang diperoleh untuk berbagai situasi.
Kalau dijabarkan dalam langkah nampak sebagai berikut :
Langkah
Komponen
Hasil pembelajaran yang didemonstrasikan
1
Mengidentifikasi
a.  Mendefinisikan topik/subjek
b. Menentukan dan memahami sasaran penyajian
c.  Memilih format yang relevan untuk produk akhir
d. Mengidentifikasi kata kunci
e.  Merencanakan strategi penelusuran
f.   Mengidentifikasi berbagai jenis sumber informasi di mana dapat ditemukan
 2
Eksplorasi
a.  Menentukan lokasi sumber yang sesuai dengan topik
b. Menemukan informasi yang sesuai dengan topik
c.  Melakukan wawancara, kunjungan lapangan atau penelitian di luar lainnya
3
Memilih
a.  Memilih informasi yang relevan
b. Menentukan sumber mana saja yang terlalu mudah, terlalu sukar atau sesuai
c.  Mencatat informasi yang relevan dengan cara membuat catatan atau membuat pengorganisasian visual seperti cart, grafik, bagan, ringkasan dll.
d. Mengidentifikasi  tahap-tahap dalam proses
e.  Mengumpulkan sitiran yang sesuai
4
Mengorganisasi
a.  Memilah informasi
b. Membedakan antara fakta, pendapat dan khayalan
c.  Mengecek ada tidaknya bias dalam sumber
d. Mengatur informasi yang diperoleh dalam urutan yang logis
e.  Menggunakan pengorganisasi visual untuk membandingkan atau membuat kontras informasi yang diperoleh
5
Menciptakan
a.  Menyusun informasi sesuai dengan pendapat dalam cara  yang bermakna
b. Merevisi dan menyunting sendiri atau bersama-sama pembimbing
c.  Finalisasi format bibliografis
6
Menyajikan
a.  Mempraktekkan aktivitas penyajian
b. Berbagi informasi dengan orang atau pihak yang sesuai
c.  Memaparkan informasi dalam format yang tepat sesuai dengan hadirin
d. Menyusun dan menggunakan peralatan yang sesuai
7
Mengakses
a.  Menerima masukan dari siswa lain
b. Swa akses kinerja sebagai tanggapan atas asesmen karya dari pihak guru
c.  Merefleksi seberapa jauh keberhasilan yang telah dilakukan
d. Menentukan apakah masih diperlukan ketrampilan baru
e.  Pertimbangkan apa yang dapat dilakukan lebih baik pada kesempatan berikut
8
Menerapkan
a.  Meninjau masukan serta asesmen yang masuk
b. Menggunakan masukan serta asesmen untuk keperluan pembelajaran/aktivitas berikutnya
c.  Mendorong menggunakan pengetahuan yang diperoleh dari berbagai situasi
d. Menentukan ketrampilan sekarang dapat diterapkan pada subjek
e.  Tambahkan produk pada portofolio produksi

Salah satu program kegiatan perpustakaan yang dapat dilakukan bagi peserta didik dan pendidik dalam kaitan dengan interaksi dengan informasi adalah program literasi informasi. Program kegiatan literasi informasi adalah sebuah kegiatan yang bertujuan agar peserta didik menjadi orang-orang yang melek informasi. Orang yang melek informasi adalah orang yang mampu menyadari kapan informasi diperlukan dan ia juga mempunyai kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi dan menggunakan informasi tersebut secara efektif. Literasi informasi juga merupakan pra-syarat dalam masyarakat informasi dan merupakan hak asasi manusia untuk belajar sepanjang hayat. Model E8 merupakan salah satu dari sekian banyak model literasi informasi yang dapat diterapkan di lingkungan sekolah. *// Asih Winarto.

Sumber :
1. Hanna Chaterina George. 2011. Peran Tenaga Perpustakaan Sekolah Dalam Implementasi Literasi Informasi Di Indonesia. Jakarta : Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca  Perpustakaan Nasional RI.
2. Sulistya_Basuki. Literasi Informasi dan Literasi Digital.  https://sulistyobasuki.wordpress.com/2013/03/25/literasi-informasi-dan-literasi-digital/ diakses pada hari Kamis, 11 Februari 2016 Jam 08.56 WIB.

BANYAK DIMINATI

DAFTAR NPP (NOMOR POKOK PERPUSTAKAAN)

  NOMOR POKOK PERPUSTAKAAN   PENDAHULUAN Pasal 15 ayat 3 huruf e Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan mengamanatkan ...