MENDEKATKAN BUKU PADA MASYARAKAT
Pameran buku menjadi ajang
pengenalan buku oleh penerbit kepada masyarakat. Hal ini didasari bahwa tidak
semua masyarakat memperoleh kemudahan untuk dapat mengunjungi toko buku, entah
karena kelangkaan toko buku di Wilayah Ambarawa, atau kesempatan yang tidak
gampang ditemukan. Masyarakat dan anak-anak kita pun perlu dan butuh
dimutakhirkan bacaannya. Demikian halnya yang terjadi beberapa waktu yang lalu
dalam upaya mendekatkan buku kepada masyarakat, yang telah dilakukan oleh
Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang melaui kegiatan Pameran buku
murah.
Ratusan
pelajar menyerbu berbagai gerai penjualan buku murah pada pameran bertajuk
"Buku Mengusung Peradaban" yang dibuka Kamis 14 Juli 2011 siang di
Gedung Pemuda Ambarawa, Kabupaten Semarang. Salah satu pelajar sebut saja
Monic, mengaku, bersama teman-temannya senang dan merasa terbantu dengan
pameran itu karena bisa mendapatkan buku dengan potongan harga antara 20 hingga
70 persen.
"Jika perlu pameran tidak hanya diselenggarakan selama enam hari, tapi satu bulan berturut-turut," katanya.
"Jika perlu pameran tidak hanya diselenggarakan selama enam hari, tapi satu bulan berturut-turut," katanya.
Kepala
Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang, Nelly Rahmawati, SH. M.Hum.,
menjelaskan tentang tujuan pameran buku murah itu. "Sebagai salah satu bentuk kegiatan sosialisasi dan
publikasi dari program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan,
khususnya untuk kalangan pelajar," katanya.Acara tahunan untuk kelima
kalinya ini cukup menarik, banyak pengunjung terutama pelajar hadir karena
pesta buku itu mampu menjawab kebutuhan mereka terkait buku murah. Ia mengaku
datang ke pameran karena jam pelajaran kosong dan mendapat imbauan dari guru
untuk mendatangi pameran itu.
Pameran buku
menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk memperoleh bacaan yang murah. Bahkan,
kalaupun masyarakat tidak mampu membelinya, dengan mengunjungi pameran,
sekurang-kurangnya mengetahui berbagai buku dan sumber informasi yang mungkin
suatu saat dibutuhkannya. Atau, pada waktu yang lain bisa berburu ke
perpustakaan barang kali buku yang dimaksud sudah dikoleksi di perpustakaan.
Tingkat
kebutuhan seseorang terhadap informasi sangat tergantung pada jenis pekerjaan
yang dimiliki. Biarkan masyarakat memilih sendiri informasi yang dibutuhkan,
sejauh fasilitas bacaan sudah didekatkan. Jika ditanyakan, mana yang harus
lebih dahulu dilakukan antara menyediakan fasilitas bacaan atau menumbuhkan
kebiasaan membaca? Tentu, memilih keduanya serempak bersama-sama, merupakan suatu
pilihan yang sangat bijaksana. Sekali lagi, upaya pemerintah daerah beserta
para penggiat minat baca hanyalah dilandasi pamrih yang sederhana, yakni
menumbuhkan kesadaran kepada khalayak tentang betapa pentingnya buku bagi
masyarakat. Semoga gayung bersambut! (//Asih
Winarto).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar