MEMBACA
BUKU
“ Membuka
Cakrawala Menuai Kreativitas “
*(Oleh : Asih Winarto
Masa kanak-kanak adalah
masa yang begitu membahagiakan. Di masa kanak-kanak, manusia bisa
bebas berbicara, berekspresi, dan beraktivitas
lainnya tanpa ada sedikitpun rasa ragu dan malu, apalagi takut akan kemungkinan
terjadinya suatu kegagalan. Seorang anak dapat melangkahkan
kakinya untuk belajar berjalan karena terstimulasi dari apa yang ia lihat di
sekitarnya.
Padahal ia belum mengerti bagaimana caranya berjalan, yang dapat ia
lakukan pada waktu itu hanya mencoba dan terus
mencoba agar mampu berjalan dengan benar, selayaknya yang lain. Kemudian, ia akan terus
berani untuk melakukan kecakapan-kecakapan baru lainnya. Jadi, pada hakekatnya
setiap anak manusia itu, entah disadari atau tidak, ia telah dibekali modal
hidup yang begitu mengagumkan. Modal hidup itu tak lain adalah spirit atau roh.
Spirit tersebut merupakan sumber dari berbagai pengetahuan dan kemampuan setiap
insan. Ilustrasi tadi
menggambarkan kenyataan bahwa pada dasarnya setiap keturuanan Adam itu tahu
tentang segala hal, cuma mungkin pengalaman yang belum mereka miliki. Sekarang
masalahnya, bisakah keberanian untuk selalu kreatif pada masa kecil ini bisa
dipertahankan dan dikembangkan ?
BUKU SUMBER KREATIVITAS
Untuk menggali dan mengembangkan bakat serta memicu timbulnya kreativitas seseorang, maka perlu distimulasi, yang salah satu diantaranya dapat diperoleh melalui aktivitas membaca. Dengan membaca seseorang akan bertambah pengalaman, wawasan, dan terobsesi dengan ide-ide baru. Dengan ide-ide baru itulah akan timbul suatu kreativitas-kreativitas baru yang tentu lebih inofatif. Membaca memang dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun, baik itu di taman sambil melihat keindahan taman, di tempat tidur, maupun di tempat-tempat khusus lainnya, misalnya saja di Perpustakaan. Tentu sudah tidak asing lagi bahwa Perpustakaan merupakan tempat untuk mengakses berbagai macam buku bacaan, karena perpustakaan menyimpan berbagai macam literature. Menurut Ronald Barker dan Robert Escarpit dalam bukunya yang berjudul The Book Hanger, sebagaimana diterjemahkan oleh Sunindyo dalam Haus Buku. Di sana dijelaskan bahwa, “Perpustakaan adalah Sumber Nasional bagi penyaluran informasi dan pengetahuan untuk menikmati kebijaksanaan dan keindahan”. Lebih lanjut dijelaskan bahwa, Perpustakaan memegang peran yang sangat efektif guna mempertemukan buku dengan masyarakat pengguna yang dalam hal ini tentunya adalah pembaca.
Perpustakaan sebagai salah satu lembaga publik yang mempunyai tugas memberikan pelayanan umum terhadap kepentingan akses informasi, mempunyai fungsi yang diantaranya adalah sebagai tempat belajar sepanjang hayat. Lalu, apa hubungannya antara perpustakaan dengan kreativitas seseorang? Kalau melihat fungsi perpustakaan tersebut, di sana setiap individu dapat memanfaatkan perpustakaan sebagai tempat belajar, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran active learning, yang mana seseorang dapat belajar secara mandiri dengan memotivasi diri sendiri untuk selalu aktif, sedang posisi perpustakaan bertindak sebagai fasilitator.
Berbicara tentang perpustakaan, tentunya yang terlintas pertama kali dalam benak kita adalah sebuah buku. Perpustakaan dan buku terdapat suatu kaitan yang sangat erat, baik secara etimologi, histories, maupun fungsional. Perpustakaan bermula dari adanya koleksi buku. Sedangkan kata perpustakaan itu sendiri secara etimologis berasal dari kata “pustaka” yang berarti naskah atau buku. Sedangkan buku, berfungsi sebagai salah satu sumber informasi dan sarana transfer ilmu pengetahuan, dan perpustakaan tempat yang tepat untuk menemukan pembaca dengan buku. Kreativitas yang dimiliki seseorang, merupakan naluri dan pembawaan, namun demikian hal tersebut dapat dimunculkan apabila ada suatu rangsangan. Sekarang yang menjadi persoalan, mau kita apakan buku-buku yang ada di sudut rak perpustakaan tadi guna memicu timbulnya kreativitas seseorang ?. Jawabannya sudah pasti, yaitu untuk dibaca!. Dengan demikian, buku merupakan sumber kreativitas, di samping naluri dan pembawaan yang dimiliki oleh seseorang.
MENDEKATKAN BUKU
Membaca buku, banyak sekali memberi manfaat. Kebijakan (wisdom) akan lahir apabila ada keluasan wawasan (insight). Keluasan wawasan sangat memerlukan pengetahuan (knowledge). Sedangkan pengetahuan itu sendiri hanya akan dapat diperoleh apabila seseorang mau membiasakan diri membaca (reading). Sayangnya banyak anak yang kuranng dibiasakan akrap dengan buku. Menurut hemat saya, kerugian yang sangat besar tak dapat dihindari apabila sejak dini seorang anak tidak dibiasakan akrap dengan buku. Terlebih lagi tanpa adanya kepedulian dan contoh konkrit dari lingkungan keluarga, terutama tauladan dari kedua orang tua dalam hal membiasakan diri membaca buku di rumah. Di samping itu, kita akan selalu dihadapkan pada suatu kenyataan bahwa kemampuan membaca seseorang itu bisa berkurang atau bahkan kemampuan yang ada itu bisa hilang apabila tidak ditunjang dengan adanya suatu sarana yang memadahi untuk dijadikan sebagai sarana penunjang belajar berkesinambungan. Dan kenyataannya, semakin sedikit kesempatan seseorang mendapatkan pendidikan formal, semakin cepat pula kemampuan membaca itu hilang. Kehilangan kemampuan membaca ini merupakan persoalan dan suatu gejala umum yang dialami seseorang setelah selesai pendidikan formalnya. Hal ini terjadi karena kurangnya tempat penunjang pendidikan non formal lanjutan. Kalupun ada, toh baru berada pada tingkat permulaan, sehingga belum mampu memberikan suatu jawaban yang memuaskan. Jadi, dalam rentang waktu yang panjang, kegagalan dan keengganan seseorang dalam melakukan aktivitas membaca akan membawa pada suatu konsekuensi yang sangat dahsat dalam perkembangan rasa percaya diri dan motivasi, khususnya dalam hal belajar dan umumnya dalam berkreasi. Sekarang jelas sudah bahwa keberhasilan dalam hal membaca akan sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan kreativitas seseorang. Faktanya banyak sekali kita jumpai bahwa kesuksesan seorang anak di sekolah, banyak dipengaruhi dari aktivitas membaca yang sering mereka lakukan. Oleh karena itu dorong anak sedini mungkin agar gemar membaca. Sebenarnya banyak hal dapat dilakukan agar anak mau membiasakan diri membaca buku sejak dini, misalnya saja menjadi contoh yang baik sebagai orang tua yang gemar membaca. Kemudian, sesering mungkin mengajak anak membaca buku bersama-sama, yang tentu saja orang tua harus menunjukkan minat yang sama seperti halnya minat anak. Dengan cara ini, seorang anak akan melihat dan meneladani orang tuanya, yang tentu saja merupakan idola mereka, karena yang ia kagumi saat itu baru sebatas pada orang tuanya. Selanjutnya, ajak anak berdiskusi tetang buku bacaan. Dengan berdiskusi seputar isi buku yang baru saja selesai dibaca anak, akan sangat memicu anak untuk gemar membaca, karena anak merasa diperhatikan, dan didukung tentang aktivitas yang sedang ia lakukan. Lalu, biasakan diri untuk selalu membawa buku dan menyimpan buku di rumah. Prinsip, anak selalu dekat dengan buku. Jika memungkinkan dan ada ruangan kosong di rumah dapat kiranya dimanfaatkan sebagai tempat untuk menyimpan dan sekaligus untuk mengakrapkan anak dengan dunia buku “Membuat Perpustakaan Keluarga”. Disamping itu yang tak kalah penting adalah mendorong dan sekaligus mengajak anak berkunjung ke perpustakaan. Seperti telah kita ketahui, bahwa perpustakaan merupakan pintu gerbangnya ilmu pengetahuan. Jadi sudah sepantasnya dan tidak terlalu berlebihan apabila anak didorong dan di ajak untuk berkunjung ke perpustakaan. Lebih bagus lagi tentunya, apabila bisa mengagendakan dan meluangkan waktu khusus untuk “Kunjungan Keluarga ke Perpustakaan”, yang sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai ajang rekreasi keluarga yang bersifat edukatif. Berkunjung ke perpustakaan dapat mengakrapkan sejak dini anak pada dunia buku, serta memicu anak-anak menjadi lekas melek huruf, menuju pada tahap belajar mandiri yang akhirnya akan menjadi seorang pembaca kreatif. Disamping itu, menjadikan “Kunjungan keluarga ke perpustakaan sebagai sebuah gaya hidup”, serta ”selalu membiasakan diri membaca buku”, akan membuat seseorang kaya gagasan dan berwawasan luas, sehingga pada waktunya nanti akan tercipta SDM-SDM yang berkualitas, kreatif, dan ingin selalu berinovasi.
Membaca buku, banyak sekali memberi manfaat. Kebijakan (wisdom) akan lahir apabila ada keluasan wawasan (insight). Keluasan wawasan sangat memerlukan pengetahuan (knowledge). Sedangkan pengetahuan itu sendiri hanya akan dapat diperoleh apabila seseorang mau membiasakan diri membaca (reading). Sayangnya banyak anak yang kuranng dibiasakan akrap dengan buku. Menurut hemat saya, kerugian yang sangat besar tak dapat dihindari apabila sejak dini seorang anak tidak dibiasakan akrap dengan buku. Terlebih lagi tanpa adanya kepedulian dan contoh konkrit dari lingkungan keluarga, terutama tauladan dari kedua orang tua dalam hal membiasakan diri membaca buku di rumah. Di samping itu, kita akan selalu dihadapkan pada suatu kenyataan bahwa kemampuan membaca seseorang itu bisa berkurang atau bahkan kemampuan yang ada itu bisa hilang apabila tidak ditunjang dengan adanya suatu sarana yang memadahi untuk dijadikan sebagai sarana penunjang belajar berkesinambungan. Dan kenyataannya, semakin sedikit kesempatan seseorang mendapatkan pendidikan formal, semakin cepat pula kemampuan membaca itu hilang. Kehilangan kemampuan membaca ini merupakan persoalan dan suatu gejala umum yang dialami seseorang setelah selesai pendidikan formalnya. Hal ini terjadi karena kurangnya tempat penunjang pendidikan non formal lanjutan. Kalupun ada, toh baru berada pada tingkat permulaan, sehingga belum mampu memberikan suatu jawaban yang memuaskan. Jadi, dalam rentang waktu yang panjang, kegagalan dan keengganan seseorang dalam melakukan aktivitas membaca akan membawa pada suatu konsekuensi yang sangat dahsat dalam perkembangan rasa percaya diri dan motivasi, khususnya dalam hal belajar dan umumnya dalam berkreasi. Sekarang jelas sudah bahwa keberhasilan dalam hal membaca akan sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan kreativitas seseorang. Faktanya banyak sekali kita jumpai bahwa kesuksesan seorang anak di sekolah, banyak dipengaruhi dari aktivitas membaca yang sering mereka lakukan. Oleh karena itu dorong anak sedini mungkin agar gemar membaca. Sebenarnya banyak hal dapat dilakukan agar anak mau membiasakan diri membaca buku sejak dini, misalnya saja menjadi contoh yang baik sebagai orang tua yang gemar membaca. Kemudian, sesering mungkin mengajak anak membaca buku bersama-sama, yang tentu saja orang tua harus menunjukkan minat yang sama seperti halnya minat anak. Dengan cara ini, seorang anak akan melihat dan meneladani orang tuanya, yang tentu saja merupakan idola mereka, karena yang ia kagumi saat itu baru sebatas pada orang tuanya. Selanjutnya, ajak anak berdiskusi tetang buku bacaan. Dengan berdiskusi seputar isi buku yang baru saja selesai dibaca anak, akan sangat memicu anak untuk gemar membaca, karena anak merasa diperhatikan, dan didukung tentang aktivitas yang sedang ia lakukan. Lalu, biasakan diri untuk selalu membawa buku dan menyimpan buku di rumah. Prinsip, anak selalu dekat dengan buku. Jika memungkinkan dan ada ruangan kosong di rumah dapat kiranya dimanfaatkan sebagai tempat untuk menyimpan dan sekaligus untuk mengakrapkan anak dengan dunia buku “Membuat Perpustakaan Keluarga”. Disamping itu yang tak kalah penting adalah mendorong dan sekaligus mengajak anak berkunjung ke perpustakaan. Seperti telah kita ketahui, bahwa perpustakaan merupakan pintu gerbangnya ilmu pengetahuan. Jadi sudah sepantasnya dan tidak terlalu berlebihan apabila anak didorong dan di ajak untuk berkunjung ke perpustakaan. Lebih bagus lagi tentunya, apabila bisa mengagendakan dan meluangkan waktu khusus untuk “Kunjungan Keluarga ke Perpustakaan”, yang sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai ajang rekreasi keluarga yang bersifat edukatif. Berkunjung ke perpustakaan dapat mengakrapkan sejak dini anak pada dunia buku, serta memicu anak-anak menjadi lekas melek huruf, menuju pada tahap belajar mandiri yang akhirnya akan menjadi seorang pembaca kreatif. Disamping itu, menjadikan “Kunjungan keluarga ke perpustakaan sebagai sebuah gaya hidup”, serta ”selalu membiasakan diri membaca buku”, akan membuat seseorang kaya gagasan dan berwawasan luas, sehingga pada waktunya nanti akan tercipta SDM-SDM yang berkualitas, kreatif, dan ingin selalu berinovasi.
*) ASIH WINARTO
Pustakawan
Pelaksana Lanjutan
Unit Pelayanan Perpustakaan Umum Ambarawa
Daftar Pustaka
1. Barker, Ronald and Escarpet, Robert. 1973. Haus
Buku. Jakarta
: Dunia Pustaka Jaya
2. Magnis~Suseno,
Franz.—[et.all.]. 1997. Buku Membangun Kualitas Bangsa : Bunga rampai
sekitar perbukuan di Indonesia.
Yogyakarta : Kanisius.
3. Wahyudin.
2003. Menuju
Kreativitas. Jakarta : Gema Insani Press
4. Suryani,
Luh Ketut. 2004. Menggali
Intuisi. I
Tidak ada komentar:
Posting Komentar